Ceramah Heroik Mas Ahmad Dimyati

#sangsupersekali, kali ini menurunkan tulisan yang cukup rangkuman singkat dari ceramah KH Mas Ahmad Dimyati yang merupakan salah satu tokoh Muhamadiyah Solo di Masjid Al Huda Nirbitan Solo dalam pengajian rutin malam jumat habis magrib. Dengan mengutip QS Al Hasyr ayat : 18, beliau akirnya memaparkan beberapa kejadian dalam sejarah penting saat saat menjelang kemerdekaan RI yang perlu diketahui generasi milenial serta mengingatkan kepada yang sudah memasuki usia senja. Dengan memasuki usia kepala 8, tentu pengalamannya baik saat masih sekolah dasar, hingga pemuda cukup menjadi bukti empiris yang mahal, bahwa ummat islam perannya dalam semangat mengusir penjajah baik Belanda, Jepang dan sekutu tak bisa dilupakan begitu saja.



Ada beberapa nama yang beliau sebut dan mereka perannya cukup besar diantaranya : Ki Bagus Hadikusumo, Prof Kahar Mudzakar (rektor I UII Jogjakarta, Kasman singodimejo serta panglima besar jendral Soedirman yang sering lolos dalam pengejaran dan ppenyergapan Belanda. Hal hal yang berkaitan dengan sejarah menuju kemerdekaan, mungkin sudah banyak dituliskan dalam buku sejarah perjuangan indonesia. Dilihat dari materi pengajiannya, memang masih didominasi beberapa kalangan seperti tokoh tokoh Muhamadiyah. Kami tambahkan bahwa ada peristiwa penting juga setelah kemerdekaan yakni dikeluarkannya resolusi jihad oleh pendiri NU yakni Hadratus Syeh Hasyim Asy'ari pasca kemerdekaan RI yang kenyataannya tearasa belum merdeka betul. Merdeka secara tulisan, namun realitas berkata lain. Dengan resolusi ini, memang jadi senjata pamungkas para santri seantero nusantara untuk bangkit melawan penjajah baru  (Inggris) saat itu. Sehingga perjuangan kaum santri serta dukungan umat islam cukup luar biasa terutama di tanah Jawa. Perjuangan menjelang kemerdekaan dan sesudahnya  adalah dalam rangka meneruskan pilar pilar yang sudah diterbitkan Ulama dan Kyai pendahulunya. Lengkap sudah perjuangan yang dimotori oleh ormas besar yang hingga sekarang tampak nyata hasil hasil dan bisa disaksikan dengan kasat mata. Resolusi Jihad ini bisa anda  simak disini.

Di kalangan Al Islam, pernah terjadi sejarah besar yakni kongres umat Islam di Solo yang diikuti berbagai ormas besar serta dihadiri tokoh tokoh nasional saat itu, kualitas konggres sebanding dengan resolusi jihad yang diterbitkan beberapa watu setelah proklamasi 1945 karena ada agresi Inggris (ada dalam buku sejarah perjuangan Al islam). Maaf buku ini ada di yayasan Al islam, edisi cukup tebal dan yang menyusunnya cukup sabar dalam merajut sumber, silaturahim dengan tokoh yang masih hidup. Semoga menjadi jariyah tersendiri dan bisa dinikmati para siswa siswi lingkup perguruan Al islam. Buku kami sempat dipinjam alm.Salimi, namun hingga kini masih dalam pencarian oleh mendiang istrinya. Ada Konggres yang dihadiri NU, Muhamadiyah, Persis, Al Irsyad, dll. Hadir sebagai pimpinan sidang : alm KH Ghozali Bin Hasan Ustadz serta sekjennya alm KH Abdussomad Nirbitan yang keduanya dari Al islam dengan dibantu dengan beberapa perintis pemula Al islam, sebut saja : alm KH Abdul Rozaq (Gumuk) ayahanda almukarrom KH Mudzakir, serta alm KH As'ad yang merupakan donatur utama Al Islam. 

Ternyata Al Islam juga pernah berperan mengisi waktu demi waktu menjelang kemerdekaan RI yang finalnya pada tanggal 17-8-1945. Memang tak sebesar NU dan Muhamadiyah, akan tetapi alm KH Ghozali Al Islam merupakan sosok yang disegani berbagai kalangan, karena beliau termasuk ahli hadist yang cukup teliti dan tekun jika sedang menyusun sebuah tulisan. Lihat Tijan, karya beliau meski edisi cetakannya tipis namun cukup berbobot dengan rujukannya yang lengkap. Ini tambahan dan catatan kami sendiri, diluar materi pengajian. Bersama Prof. Sarjito, beliau mempelopori berdirinya RS Sardjito saat masih menimba ilmu di Jogja.

Meski usia KH Mas Ahmad Dimyati sudah masuk bonus ke-2 atau kepala-8, penyampaiannya cukup jelas dan padat. Kisah yang cukup jadi perenungan adalah tentang Ki Bagus Hadikusumo. Saat penjajahan jepang, sekolah dan madrasah diwajibkan tiap pagi menghadap ke timur, menyerupai agama shinto yang mengagungkan matahari. Para Ulama dan Kyai merasa keberatan dengan keputusan pemerintah Jepang saat itu (Dai Nippon). Akhirnya Ki Bagus hadikusumo memberanikan diri untuk menghadap Dai Nippon di Jogja dengan gaya merunduk serta bergaya tawadhu'. Diskusi berlangsung dan Dai Nippon mengancam akan ambil tindakan jika upacara tiap pagi dilanggar. Ki Bagus Hadukusumo sempat keder, dan minder saat masuk ruangan kerja Dai Nippon. Pertanyaan Dai Nippon dijawab diplomatis oleh Ki Bagus dengan balik bertanya

Bagaimana agama tuan yang shinto itu bila dilanggar ? Marahkan tuan tuan ?.

Ternyata soal ini membuat dai Nippon bertekuk lutut, dan akhirnya Ki bagus Hadikusumo yang awalnya sempat keder mungkin ada tendangan dari Dai Nippon akhirnya diajak minum teh bersama dan suasana menjadi hangat serta akrab. Akhirnya keputusan untuk menghadap ke timur serta merunduk tiap pagi, tak usah lagi dilaksanakan tanpa takut ada sangsi dari pemerintahan Jepang. Perlu diketahu, pemerintahan saat itu menempati gedoeng agoeng di Jogjakarta yang merupakan istana negara resmi yang dimiliki Indonesia. Mungkin inilah diantara keistimewaan Jogjakarta hingga saat ini yang memang pantas disandang demikian. Sebagai penutup, narasumber pengajian malam jumat meminta agar sejarah umat islam berperan dalam memperjuangkan kemerdekaannya selalu diingat, karena akhir akhir ini umat islam dimana mana mengalami perlakuan tak adil dari rezim dimanapun negara itu berada. Kecuali memang ada beberapa negara juga masih menjadikan sokoguru dalam kelola wilayahnya.

File rekaman format audio (*.mp3) adalah  : (klik berikut) dan siapkan earphone biar clear dan jelas









bagi pengalaman

berusaha belajar menulis dan membagikan kepada siapa saja dan cukup panggil nama ifoel atau bagi pengalaman

1 Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama