Entah karena faktor makanan yang bervariasi di indonesia khususnya pulau Jawa sebagai pusat distribusi perdagangan, sangat berefek langsung dengan anggota tubuh yang memanfaatkannya ( tentu manusia ), hewan tak masuk di tulisan ini. Bila dikaitkan dengan keturunan, warga indonesia juga bermacam macam asalnya. Namun yang jelas terasa pengaruhnya adalah efek suara yang dihasilkan. Dalam terminologi bahasa Al Quran yang cukup rumit, ternyata lidah Jawa cukup mewakili beberapa huruf yang dikeluarkan. Sebagai contoh saja, orang orang Jepang tak bisa ucapkan L, maka jika ucapan " assalamualaikum " akan terdengar " assalaramualaikum ". Pergantian antara L dengan R, sangat kentara.
Di indonesia sendiri, masih ada perbedaan suara yang dihasilkan, sebut saja kalangan sunda Jawa Barat. Orang Jawa mengucapkan " dodol ", maka orang sunda akan mengucapkan " dhodhol ". Sebaliknya orang Jawa mengucapkan " thengkleng ", maka orang sunda hanya mampu ucapkan dengan " tengkleng ". Saat mendengarkan lagu rilisan Annggun C Sasmi saat di Perancis, terasa logat parisnya nyaris sempurna, meski beberapa kata masih nampak keindonesiannya. Pada lagu Barcelona, kepiawaian Faris RM logat indonesia matching dengan logat spanyol yang asli, hanya karena suara musik yang agak keras sudah tertutupi.
Di ranah Jawa Tengah dan Jawa Timur, hampir mirip. Soal selera masakan ?, mungkin Jawa Timur lebih ekstrim, disamping suka pedas juga suka asin dan gurih. Gudeg bikinan Solo dengan Jogja, nampaknya aromanya juga lain. Gudeg Jogja lebih manis, gudeg Solo lebih pedas. Antara logat bahasa yang dihasilkan juga sedikit beda, Solo agak sedikit vokal ( seperti sifat terus terang ), Jogja lebih memilih agak merendah. Jawa Timur mungkin paling bagus dalam hal vokal, yakni pengucapan dalam pembicaraan lebih terus terang, meski nampak kasar kedengarannya, namun dalamnya ( suasana batin ) sangat lepas, bisa dikatakan pembicaraan di kalangan Jawa Timur "lebih plong " tanpa andilnya perasaan. Hal ini sangat baik dalam dunia hubungan manusia dan pergaulan, sebab bisa mengungkap apa adanya. Lain dengan kultur Jawa Tengah, yang kadang masih penuh misteri.
 |
| Keistimewaan Lidah Itu |
Di kancah internasional, sebut saja dalam perlombaan musabaqoh tilawatil quran ( MTQ ) tingkat dunia yang sering diselenggarakan di Timur Tengah, indonesia selalu raih babak 5 besar. Di era 80-90 an bahkan sering menjuarai utama. Meski asal huruf, bacaan dari timur tengah, pengalaman yang sudah mendapat pendidikan dari sana ternyata lidah indonesia lebih menjiwai secara umum. Secara khusus memang tetap masih timur tengah yang menjadi idola, tampak dari video atau you tube imam imam besar masjid makkah dan madinah tetap didominasi kalangan sendiri. Akan tetapi di tingkat formal/ perlombaan, ternyata indonesia tak bisa dianggap remeh. Baik dari kelas anak anak hingga kelas dewasa, sering peserta indonesia membawa hasil yang memuaskan.
Memang penulis belum memperoleh uji konekstitas ( hubungan ) antara pengaruh makanan dengan kualitas suara, namun dari sisi budaya yang berkembang di indonesia potensi hasil seni suara memang luar biasa variasinya. Mulai seni qiroatil quran, dalang, karawitan, campur sari hingga lagu pop ( trend ) yang berkembang dengan instan. Mereka yang terlibat dalam aktivitas itu, insya Alloh tidak akan sembarang menkonsumsi makanan yang dianggap bisa ganggu pita suaranya, yang ujudnya pun sulit dikenali. Hingga saat ini pun, saya selalu menghindari minus es jeis apapun, sebab sekali minum es akan mengganggu pita suara secara langsung dan umumnya bisa memakan waktu 3 hari baru bisa normal. Dengan kata lain selalu setiap saat minum yang panas baik teh atau coklat, sebab bisa membersihkan suara kresek kresek dari pita suara alami ( tubuh ).
Ini juga belum bisa memberikan empiris ilmiyah tentang manfaat air panas terhadap kualitas suara. Namun yang jelas dan pasti, usai minum air panas buat lafadzkan adzan dan mengimami sholat, menjadi mantab. Bahkan bila ditugaskan menjadi khotib cadangan, air panas entah coffe mix atau teh selalu saya bawa gunanya untuk mengusir serak dan riak riak suara lainnya agar nampak bersih dan cling di dengar. Yahh, ini teori pribadi dan tak semua orang sama.