LIBUR SEKOLAH DARI JUMAT MENJADI AHAD

Saat jalan jalan pagi dan kebetulan mau ke pasar kembang, sebentar lirik spanduk depan SMA Al Islam 1 Surakarta dan terpampang jelas, isinya : SMA Al Islam 1 Surakarta mulai tahun ajaran 2019-2020 akan menerapkan libur hari Ahad (Minggu). Memang sebelumnya pernah dengar selentingannya seperti itu, namun kemarin Hari Jumat 5 Juli 2019 memang terbukti benar. Apa sih urgensi, subtansi dan permasalahan tentang libur sekolah dari jumat menjadi ahad ?. Toh liburan sekolah ya seperti itu itu saja tiap sekolah, bahkan madrasah hingga pondok pesantren sebagai basis pendidikan Islam ?. Simak beberapa SDIT, SMIT dan SMAIT juga menerapkan pola yang sama ?.



Hal demikian tentu akan menarik perhatian mereka yang kebetulan menjadi alumni Al Islam mulai SD hingga SMA khususnya yang ribuan jumlahnya. Anggap dan argumen ibunda saya yg lahir 1932 dan lulus lingkungan Al Islam 15 th kemudian atau tahun 1947 atau anggap genap th1950 saja, sudah berapa lulusan yang dihasilkan ?. Dari tahun 1950 - 2019 semester 1, libur sekolah tetap seperti semula yakni Jumat dan masih berlangsung saat pendiri ini masih ada. Disamping itu ada beberapa putra putri para pendiri yang menjadi pengurus yayasan entah harian atau pengurus yang khusus (on call), hehehe....tapi kelasnya bukan spt outsourcing (kontrak kerja looh). Penyandang pengurus khusus, yakni keberadaannya ada saat ada perhatian, pertemuan serta kejadian kejadian yang amat khusus (spesifik) dan biasanya dari kalangan pejabat aktif, mantan pejabat hingga tokoh masyarakat yang jelas dari alumni Al islam juga dari jenjang apapun (SD - SMA), hanya yang lazim biasanya SMP-SMA saja.

Menganggap biasa tentang liburan, itu juga hak prerogatif siapapun dan posisi apapun baik masih siswa atau sudah menjadi alumni. Akan tetapi pemilihan hari Jumat tentu sejak awal sudah digagas para founding fathers (pendiri) yang rata rata masih teguh dengan ajaran islam baik saat revolusi atau menghadapi pemerintahan indonesia yang masih belum stabil serta menjadi penengah di tengah hagemoni 'ashobiyah berlebihan beberapa ormas yang mulai muncul. Agar menjadi icon, tanda beda, ciri khusus yang membedakan dengan sekolah sekolah lainnya. Oleh karenanya, menggeser liburan menjadi Ahad dari kacamata para pengambil hikmah adalah : khorijul 'adad (keluar dari kebiasaan) yang bagi kalangan tertentu spt jam'iyyah besar, dampaknya akan mempengaruhi sekali. Baca misal nya kebiasaan thariqot tertentu yang masih mu'tabar, lalu merubah/ menggeser hari dimana amalan amalan itu dilakukan !!! insya Alloh, siapapun dan era apapun tak akan berani merubah, walaupun selisih hanya 1 hari.

Beda bilamana tinjauannya, jika hari Ahad adalah hari dimana masing masing keluarga bisa berkumpul yang habis aktivitas rutinan tiap pekan. Tentu masalah khirijul 'adad akan jadi kendor. Karena tinjauannya adalah kemanusiaan, berbeda dengan masih menjunjung tinggi saat para founding fathers merintis. Toh, meski itu juga bukan ibadah semacam mahdhoh, merawat apapun peninggalan para pendahulu adalah bagian dari memulyakan atau meneruskan jasa dan amaliyah mereka ?. Untunglah, masih ada harga mati untuk sesuatu yang penting dalam islam dan paten seperti 9, 10 Dzulhijah (yang merupakan kalender konstan dan harga mati) buat mereka yang sedang ibadah haji. Atau Senin dan Kamis, buat mereka yang suka dengan ibadah puasa sunnah.






bagi pengalaman

berusaha belajar menulis dan membagikan kepada siapa saja dan cukup panggil nama ifoel atau bagi pengalaman

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama