UMROH IMPIAN

Artikel ini insya Alloh akan diikutkan lomba penulisan blog diselenggarakan  oleh ahsanta tour dan travel, yang mensyaratkan 3 tema diantaranya :


1. Tips Memilih Tour Travel Umroh
2. Umroh Nyaman
3. Umroh Impian


Penulis memilih item 3, yakni Umroh Impian dikarenakan penulis juga pernah umroh pada awal tahun 2017 lalu dan sempat dituliskan di blog kami yang lain yakni keadaan luar ibadah umroh yang disaksikan di perjalanan baik saat istirahat atau dalam trip sebagaimana program dari penyelenggara. Sedangkan persiapannya penulis ungkapkan dalam sini bahkan sehari sebelumnya karyawan masih masuk sertasaat itu posisi kami di Jogja. 

Nampaknya impian yang belum kesampaian diantaranya : tidak bisa masuk di makam syuhada perang uhud seputar gunung uhud (jabal uhud), mendengar kisah perjanjian Hudaibiyah yang menjadi cikal bakal adanya umroh/ haji yang ditolak warga Mekkah saat itu yang mustinya disampaikan oleh pembimbing terutama saat di Hudaibiyah. Di Hudaibiyah, sekedar sholat sunnah serta sholat dhuhur berjamaah dan perjalanan diteruskan menuju Jabal Rahmah, yang justru agak memakan waktu lebih lama. Di tempat ini tak jauh dari jamaah umroh sekedar selfi dan foto bersama sembari mencoba ke bukit (jabal) rahmah. Kami sendiri lebih menggunakan jalan jalan sekitar lokasi.


mencoba pakaian ihrom sebelum berangkat

Yang cukup mengesankan, waktu cukup lama di masjid Quba adalah amat bermanfaat bagi jamaah umroh. Di tempat ini telah terjadi sholat jumat yang pertama, dan disinilah ada imam yang jika mengimami selalu membaca surah Al Ikhlas (Qul Huwallohu Ahad) berulang ulang. Saat diajukan pada Rosululloh SAW ternyata kegemaran membaca surah Al Ikhlas ini dibenarkan oleh Beliau SAW, selama konsisten dengan itu.

Kawasan kawasan untuk umroh sebenarnya hanya untuk Mekkah dan seputar nya, akan tetapi untuk memakai pakaian ihrom bisa dimulai dari kawasan yang masih ada di Madinah karena ibadah ini muncul perintahnya di kota itu. Tempatnya dinamakan Miqot (saat memakai pakaian ihrom) untuk di Madinah adalah Dzulhulaifah (Bir 'Ali), ada masjid cukup besar saat memakai pakaian ihrom ini. Sedangkan yang mengarah Makkah adalah Yalamlam, karena letaknya dalam keadaan masih di pesawat (via udara) maka memakai pakaian ihrom memang dilakukan di dalam pesawat lebih kurang 1 jam sebelum mendarat. Memakai pakaian ihrom akhirnya dinamakan muhrim, sementara mahrom : saudara yang haram untuk dinikahi. Istilah dari 2 bahasa ini sering salah penggunaan khususnya di Indonesia. Saudara yang haram dinikahi, kita sering mengatakan muhrim, padahal yang benar adalah : mahrom.

Umroh dan Haji, keduanya bisa dilakukan  bersamaan atau terpisah. Yang terjadi sekarang untuk lakukan ibadah haji cukup lama waktu tunggu (waiting list) bahkan antara 15-20 tahun saat ini. Haji plus standar bisa sampai 2-3 tahun (pengalaman kawan kami yang tahun depan) insya Alloh berangkat. Mengingat waktu yang cukup lama menanti, maka ibadah umroh jadi alternatif saat ini. Dengan range/ interval biaya 20-25 juta, bahkan pernah mendengar program umroh khusus takmir masjid cukup sediakan 18 juta/ orang dari radio RDS FM Solo yang iklannya masih jalan saat ini. Akhirnya umroh menjadilah ibadah idola melengkapi rukun islam yang ke-5 yang terjangkau hingga saat ini baik 9 hari atau 11 hari. Meskipun tidak sebanding nilai, pahala, keutamaan dengan ibadah haji akan tetapi karena situasi dan kondisi maka umroh lah sebagai wahana meskipun 1/2 nilai nya dari ibadah haji.

Kanjeng Nabi Muhammad SAW, sebagaimana riwayat yang diketahui melakukan umroh 4 atau 5 kali, namun banyak sebutkan riwayat dengan 4 kali dimana di awal awal nya terhadang di Hudaibiyah hingga muncul perjanjian hudaibiyah. Meski gagal lakukan umroh pertama kalinya, namun beliau tetap lakukan qorban dengan menyembelih hewan, lakukan tahallul (memotong rambut. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Nabi umroh setelah hijrah 4 kali, semuanya di bulan Dzulqa’dah:
  1. Umrah Hudaibiyah, ini umrah pertama, dilakukan di tahun 6 Hijriyah, lalu di halangi oleh orang-orang musyrik, sehingga tidak bisa ke ka’bah. Kemudian beliau menyembelih onta, karena terhalangi di Hudaibiyah, dan melakukan tahalul dengan menggundul rambut, bersama para sahabat, dan kembali ke Madinah di tahun itu, total mereka hampir 1400 personil.
  2. Umrah qadha di tahun depannya. Beliau masuk ke Mekah dan tinggal di sana 3 hari, lalu beliau keluar setelah menyempurnakan umrahnya.
  3. Umrah ketika beliau berhaji, yang akhirnya terkenal dengan Haji Wada'
  4. Umrah dari Ji’ranah. Ketika beliau menuju Hunain, kemudian kembali ke Mekah, lalu melakukan umrah di miqat Ji’ranah.

Ibnul Qoyim menegaskan, ‘Tidak ada perbedaan pendapat ulama bahwa Umrah beliau tidak lebih dari 4 kali (Zadul Ma’ad, 2/86).
Agar para jamaah umroh lebih menghayati bahwa asbabun nuzul (sebab terjadinya) umroh itu ternyata tidak semudah yang saat ini dilakukan, sebagaimana perintah sholat 5 waktu Nabi Muhammad SAW dimi'rojkan hingga langit-7 dan sidratul muntaha yang didahului perjalanan Makkah - Baitul Maqdis Palestina yang hanya semalam. Maka perhatian syiar syiar (napak tilas) justru difokuskan di Hudaibiyah yang letaknya mendekati Makkah (saat ii sudah ada masjid di Hudaibiyah), serta diselilingi ceramah/ tausiah yang mengingatkan bahwa di tempat itulah Rasululloh SAW sempat tertahan untuk umroh, serta harus kembali lagi ke Makkah dengan jarak tempuh lebih kurang 500 km. Penyelenggara umroh seperti ahsanta tour dan travel bisa mengusahan revisi jadwal ibadah umroh untuk memasukkan Hudaibiyah sebagai tempat (syiar) yang jangan begitu mudah dilupakan, sebagaimana tempat tempat lain seperti Masjid Nabawi, Masjidil Harom serta napak napak tilas yang lain. Ingat Hudaibiyah, ingat Umroh, Ingat Nabi SAW harus gigit jari dan balik lagi ke Madinah serta baru bisa umroh 1 tahun ke depan sesuai isi perjanjian Hudaibiyah.  
Jika mendalami riwayat umroh ini, insya Alloh memaknai ibadah umroh akan lebih mengena dan pulang lagi ke kampung halaman, bisa memberikan nilai akan kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad SAW via Umroh dan bilaman diberikan rizki berlebih akan merindukan semua tempat yang menjadikan napak tilas antara 2 kota suci (haromain) yakni Madinah-Makkah atau sebaliknya tergantung tempat mana yang jadi transit pertama kali. Penulis kebetulan saat dari Jiddah langsung ke Madinah dahulu.
Silakan simak penjelasan ust Dr. Kholid Basalamah tentang perjanjian Hudaibiyah yang ada hubungannya dengan Umroh tersebut yang cukup panjang hingga 2 seri video.



Demikian tulisan ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mengikuti lomba penulisan dalam blog dengan tema utama umroh yang diadakan oleh ahsanta tour dan travel, sebuah biro perjalanan umroh & haji yang cukup terpercaya. Adapaun oleh oleh dari umroh disamping beberapa tulisan yang sempat kami masukkan blog, ada juga wazan (bacaan) imam sholat jumat saat itu yang membacakan QS Nur : 55 56 dan alhamdulillah sampai sekarang, jika disuruh jadi imam sholat yang mengeraskan suara (magrib, isya', shubuh, dan jumat) akan kami baca juga surah itu dan dituliskan disini

Sekian, semoga bermanfaat


Achmad Saiful Hadi
Surakarta, 2019






















bagi pengalaman

berusaha belajar menulis dan membagikan kepada siapa saja dan cukup panggil nama ifoel atau bagi pengalaman

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama