Romantisme Rasululloh Terhadap Tawanan & Munafik

Bila anda berhasil dan sukses dalam peperangan, lalu memperoleh tawanan yang akhirnya tawanan itu menjadi budak dan bila dijual laku sekitar 90-100 juta rupiah, apa perasaan anda. Dan ternyata, diantara tawanan itu ada paman anda sendiri ?. Ini yang dialami Rosululloh SAW selaku utusan Tuhan ( Alloh SWT ) usai perang Badar yang dimenangkan oleh pasukan beliau meski tidak imbang antara pasukan dari kota Madinah muslimin dan Makkah ( musyrikin ). Bahkan tawanan ini, saat ditawan dalam keadaan " tanpa pakaian ", tentu yang dimaksud tetap bercelana hanya tradisi/ budaya pakaian arab tentu dengan serba yang panjang meski itu kaum dari musrikin.


perjalanan panjang dengan kesulitan

Paman ini bernama Abbas Bin Abdul Muthalib, sedang ayahanda Rasululloh SAW bernama Abdullah Bin Abdul Muthalib. Abdullah dengan Abbas saudara kandung. Luar biasa yakni ponakan mendapatkan tawanan pamannya sendiri dan peristiwa ini sempat dicatat Imam Bukhory dalam sahihnya bernomor : 3008, bab tentang pakaian untuk tawanan , dari sahabat Jabir Bin Abdullah RA. Sahabat Jabir RA ini ayahnya, meninggal dalam perang Uhud, yakni terjadi sesudah Badar.

Jabir Bin Abdullah RA  telah berkata : Saat didatangkan tawanan usai perang Badar yakni Abbas ( paman Nabi ) dalam keadaan tanpa pakaian, sedang saat itu tak ada pakaian yang cukup untuk Abbas (posturnya yang tinggi besar). Melihat pemandangan demikian, Beliau SAW memiliki pakaian yang cukup untuk pamannya akan tetapi pakaian ini milik Abdullah Bin Ubay bin Salul (munafik yang nanti akan menjadi musuh nabi kelak). Lalu Rasululloh SAW memberikan baju/ gamis itu kepada Abbas pamannya untuk dipakai agar tetap pantas, meskipun statusnya sebagai tawanan perang ( musrikin ). Kemudian jalur perowi lain yakni Sofyan Ibnu Uyainah berkomentar : dalam hal ini Nabi SAW memiliki hutang budi/ jasa dan nanti akan Beliau balas dengan sepadan ( baju dibalas baju).

Nantinya, saat sang munafik ini yakni Abdullah Bin Ubay wafat dan Nabi SAW sempat diminta anak Abdullah Bin Ubay yang kebetulan bernama Abdullah juga untuk meminta pakaian Nabi SAW serta dipakai kafan jenazah Abdullah Bin Ubay dan dikabulkan oleh Beliau SAW.

Dari kisah yang sangat valid dan benar ( sahih ) ini menjadi pelajaran berharga, bagaimana Rasululloh SAW memperlakukan tawanan perang yang dari hal hal kecil sangat Beliau perhatikan. Apabila beliau dianggap kholifah/ pemimpin tertinggi saat itu, menjadi cermin bagaimana Islam yang dibawakan Beliau sangat memanusiakan manusia, padahal budak mau diapakan saja juga hak nya pemilik/ pemenang. Sangat naif sekali sebagaimana kata atau pidato Bapak Viktor yang sangat bias/ keliru menganggap bahwa khilafah itu demikian demikian seperti memaksakan kehendak, misalnya mewajibkan sholat bagi semuanya meskipun bukan muslim. Bagaimana sholat bisa dilakukan dan syah secara lahiriyah sedang yang lakukan belum muslim ?.

Bunyi hadist demikian lugas dan apa adanya sebagaimana perkataan Jabir RA. namun bila ini terjadi di lapangan sedang kita atau anda alami, tentu ada perasaan iba, bahkan bila perasaan tidak kuat bisa menetes air mata sebagai tanda sukacita. Suka karena dalam kejadian Badar itu Beliau SAW hanya bertahan saja karena akan ada serangan baik dari rombongan dagang serta sedikit bantuan pasukan Mekkah yang menuju Madinah dan jumlahnya lebih banyak serta lengkap akomodasi dan persenjataan. Sedang tim Rasululloh SAW apa adanya dan apa yang ada serta siapa yang siap. Namanya peristiwa mendadak, persiapannya serba terbatas bahkan kendaraan berupa unta pun tidak sampai 5 ekor.

Meski sebagai pemenang dan berhak berbuat apa saja, namun Beliau SAW berhasil memainkan perannya menjadi tokoh yang romantis karena tidak tega melihat tawanan, serta menggunakan pakaian yang elak jadi musuhnya untuk menghormati pamannya. Penulis membuat rangkuman ini bertajuk  Romantisme Rosululloh Terhadap Tawanan dan Munafik . Silakan membuat treatikal atau mini dialog dengan kisah ini, jika belum ada tetes air mata alamat memang belum bisa jadi aktor sungguhan karena tema perang dan berakhir seperti reuni keluarga besar dimana satu sebagai pemenang, sementara saudara lainnya sebagai tawanan, dalam hal ini hanya beda status.






bagi pengalaman

berusaha belajar menulis dan membagikan kepada siapa saja dan cukup panggil nama ifoel atau bagi pengalaman

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama