Apakah Hijrah Nabi Itu Sebuah Kebetulan

Sejak malam 1 Hijriyah tadi malam banyak yang merayakan sekedar untuk keluar rumah, sembari melihat lihat situasi luaran. Ada juga yang adakan dzikiran dan sholawatan dalam rangka memperingati peristiwa 1 Hijriyah. Esoknya, atau pagi harinya tepat 1 Muharram 1439 H atau Kamis 21 September 2017 cukup beragam merayakan hari yang monumental tersebut. Yang berwisata memanfaatkan waktu untuk berkumpul dengan keluarga seprti tersaji di metroTV : seputar Ancol Beach yang cukup ramai. Di pagi hari sekilas ada mini dialog di televisi yang sama dengan tema " Hijrah Dari Ujaran Kebencian ". Judul atau tema ini cukup menggelitik buat kami/ penulis, sebab terlalu dipaksakan untuk dihubungkan dengan situasi dalam negri yang akhir akhir ini memang kekuasaan sedang terusik dengan dinamika media sosial. Terakhir dengan fenomena SaraCen, yang masih misterius. Tidak salah memang, Hijrah atau Pindah dari Ujaran Kebencian, namun hakekat dari Hijrah Nabi SAW tak sekedar itu. Jikalau Nabi SAW tak Hijrah dan masih tetap di tempat, barangkali Islam tak sampai ke generasi sekarang yang sudah 1400 tahun lebih masih cukup eksist. Sebuah masa yang cukup panjang, meski ada gejolak sementara di Suriah ( Bumi Syams ) dan Rohingya.

Jeddah 2016


Tulisan ini bagian dari kajian tadi malam yang berlangsung di sebuah masjid di Surakarta dengan narasumber Ust Arismunandar dengan sedikit polesan dari penulis. Beliau pernah terlibat di medan laga beneran yakni Afganistan dan akhirnya pulang dengan kondisi sehat wal afiat dan aktiv di Lembaga Dakwah dengan suara kha nya yang cukup lantang, namun cukup jelas dipahami. Demikian umumnya ciri orang lapangan. Sebenarnya Hijrah Nabi SAW ke madinah ( yastrib saat itu ) bukanlah kali pertama. Sebelumnya panji kebenaran yang dibawa N Muhammad SAW sudah adakan pindah ( hijrah ) beberapa sahabat sahabatnya ke Habasyah ( Ethiophia Afrika ). Jalinan ini bisa aman karena memperoleh perlindungan dari Raja nya meski beragama Nasrani dan beberapa mentri nya pun termasuk tak merestui. 

Namun symbol Raja adalah Segalanya, memang sebuah keniscayaan. Meski Nasrani, karena intelektual Raja tentu kenal kisah Nabi Nabi besar apalagi Afrika pernah didiami baik Musa AS atau Yusuf AS , jiwa kemanusiannya tetap ada. Apalagi kebaikan Raja Mesir saat Ibrahim AS diutus dengan hadiahkan Hajar RA yang mewarnai sejarah Makkah yang sudah dikenal saat itu. Ada yang unik dengan Habasyah ini, yakni saudara Imam Ali RA yang bernama Jakfar Bin Abi Thalib RA berdiam di Habsyah selama Nabi SAW berada di Makkah. Baru pindah ke Madinah setelah Hijrah Besar ( Kubro ) itu berhasil. Ini menunjukkan kemanan dan kenyaman di Makkah memang dalam keadaan genting, tentu dimaklumi gangguan sangat massiv sesudah ayahnya yakni Abu Thalib wafat, di tangan Abu Thalib lah seruan Nabi Terakhir masih aman 86 karena paman Nabi SAW ini satu satunya tokoh yang disegani. meski demikian wafat nya Sang Pelindung seruan Nabi SAW itu belum hantarkan ia untuk bersyahadat ikuti ajaran ponakannya 9 islam ).

Semenjak wafat pamannya, tentu jalan seruan Nabi SAW mulai ada gangguan cukup berarti baik meningkat ke sosial, material hingga ke fisik. Sebuah kisah yang banyak disampaikan Ulama Ulama terdahulu, Khadijah RA wafat dalam keadaan cukup mengenaskan akibat embargo ekonomi dari tokoh musrik Qurais/ Makkah sedang ibunda umat islam dunia ini faham betapa kayanya beliau saat menjadi istri N Muhammad SAW. Untunglah Sang Khaliq membuat jiwa yang sedang bersedih ( 'Amul Khuzni ) dengan menurunkan perintah untuk wisata langit ( isro' mi'roj ) yang monumental juga sebab perjalanan dari Makkah - Syam - Baitul Maqdis - Langit 1 hingga Langit 7 bahkan naik lagi hanya dilakukan semalam saja, meski akhirnya juga didustakan oleh warga Quraisy. Namun cukup menjadi oase di tengah kekeringan gurun yang sangat ganas di siang hari.

Apakah Hijrah Nabi Itu Sebuah Kebetulan ?, inilah tema yang diangkat meski sebelumnya ada beberap rentetan peristiwa yang menunjang adanya Hijrah. Paparan ust Arismunandar tadi malam, persiapan Hijrah ini sebagian Ulama menyatakan sudah dimulai di saat gangguan awal secara terang terangan dilakukan. Yakni 3 tahun sebelum Hijriyah, ada juga yang mengatakan 5 tahun sebelum Hijrah. Tentu di masa itu kasak kusuk ke berbagai arah dilakukan dan diputuskan agar suatu saat nanti, bila terjadi ancaman dalam arti sesungguhnya sudah ada tempat penampungan yang aman setelah Habasyah Afrika dinyatakan hanya terminal saja, tidak untuk selamanya. Ada sahabat cukup mewarnai sejarah, yakni Mus'ab Bin Umair yang berhasil menaklukkan warga Madinah dengan mengajari mereka dengan Islam dan hadirnya N Muhammad SAW. Tepat 1 tahun bertugas dan laporan ke Rasululloh SAW bahwa tak 1 pun rumah terlewati oleh seruan ( dakwah beliau ) dan Yastrib/ Madinah dinyatakan Aman 100 %. Apakah ini sebuah kebetulan ?.

Di samping Mushab Bin Umair, ternyata ada beberapa nama lagi yang mengantarkan kisah sukses Hijrah ini yakni :

1. Imam Ali RA, bocah muda belia yang cukup pemberani menggantikan posisi Nabi SAW saat tidur di malam eksekusi
2. Abdullah Bin Abu Bakar RA, intel Nabi SAW yang bertugas membuat laporan situasi situasi hingga ada rencana eksekusi
3. Asma' Binti Abu Bakar RA, semacam sektretaris yang mengarsip berbagai laporan laporan
4. Abu Bakar RA, ayah kedua orang point 2 & 3 yang akan menemani selama perjalanan ke Madinah/ Yastrib

Itu berbagai insan yang merupakan kader utama Rasululloh SAW dan kepadanya semua rahasia amat rapat dan info rahasia tersimpan rapi. Tentang strategi ? Sejarah dan berbagai riwayat menyatakan arah Nabi SAW dan Abu Bakar RA melewati jalur " yang tidak biasa " dan menginap selama 3 hari. Sehingga pengejaran yang dilakukan Musrikin Makkah tetap nihil bahkan sayembara dibuat pun gagal total untuk diperebutkan. Sebagai logistik selama pengejaran tentu peran Asma' dan Fatimah RA muda tak bisa dipungkiri karena memakan waktu 3 hari di dalam Goa Tsur. Dalam sahih Bukhory juga sempat dicatat, ada tenaga outsorcing musrik Makkah yang disewa untuk memberikan guide/ petunjuk selama perjalanan alternatif untuk menuju Yastrib. Setelah arah cukup valid untuk jangkau Madinah, tenaga kontrak ini dibayar sesuai kesepakatan sebelumnya. Apakah ini kebetulan ?. Madinah terletak relativ di utara Makah, Nabi SAW dan Abu Bakar RA justru menempuh di lintas selatan, apakah ini kebetulan ?

Perjalanan usai berpisah dengan tenaga guide tersebut akhirnya sampailah di Madinah dengan Salaamah Wal Aafiyah ( keselamatan dan pertolongan Alloh SWT ) dan disambut gemuruh warga Madinah dengan gegap gempita. Inilah sekilas dari kisah panjang 500 km kurang lebih ditempuh dengan jalan kaki 2 manusia terbaik dunia. Satunya adalah Rosululloh SAW sebagai utusan Alloh SWT yang terakhir dan satunya Abu bakar As Shiddiq RA yang bila imannya dibagi seluruh penduduk dunia hingga akhir zaman , masih berlebih ruang dan space itu terhadap keimanan Abu Bakar RA yang tak lain adalah meruwa Nabi SAW sendiri. Kisah kedua insan mulia ini tergambar dengan bahsa singkat dalam QS At Taubah : 40 

bagi pengalaman

berusaha belajar menulis dan membagikan kepada siapa saja dan cukup panggil nama ifoel atau bagi pengalaman

Posting Komentar

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama